Kamis, 25 Desember 2014




: Posted on Kamis, 25 Desember 2014 - 07.49 with No comments

Kepala Keluarga dan Kepala Negara tentu saja jabatan yang berbeda. Jika Anda menjadi kepala keluarga, maka Anda menjadi suami dan menjadi ayah. Anda menjadi pemimpin bagi istri dan anak Anda. Semua orang sudah tahu itu. Begitu juga, semua orang sudah tahu bahwa kepala negara bertugas memimpin sebuah negara. Jabatan kepala negara bisa berupa jabatan sebagai presiden atau raja.

Ilustrasi. Johan Suryantoro
Ilustrasi.
Jika ditanya, mana yang lebih enak, jabatan kepala keluarga atau kepala negara? Berdasarkan fakta yang saya lihat, banyak orang yang ingin menjabat sebagai kepala negara. Saking kepinginnya, proses pemilihan presiden Republik Indonesia untuk periode 2014 - 2019 sempat diwarnai kehebohan yang luar biasa, bahkan sampai dibawa ke meja pengadilan.

Mengapa jabatan kepala negara dianggap lebih enak dibanding jabatan sebagai kepala keluarga? Padahal tugas sebagai kepala negara itu sangat banyak dan berat. Di Indonesia, seorang kepala negara harus mengurusi hajat hidup sekitar 250 juta warga negara. Ratusan juta orang itu terdiri dari banyak suku dan etnis dengan berbagai cara befikir dan keinginan. Kepala negara Indonesia harus memimpin 34 provinsi dengan ratusan kabupaten, mengurusi puluhan ribu pulau, dan masih banyak lagi. Kelihatannya sangat berat sekali ya. Tapi kalau mau dicermati, tugas dan tanggungjawab seorang presiden itu tidak terlalu berat, bahkan bisa dibilang ringan. Maka tidak heran kalau selalu saja ada banyak orang yang ingin memegang tampuk kekuasaan sebagai presiden atau kepala negara. Mengapa begitu? Berikut ini penjelasannya.

1. Selalu tersedia dana operasional.
Jika Anda menjadi kepala keluarga, dana operasional rumah tangga harus Anda cari sendiri, dengan kata lain Anda harus mencari nafkah sendiri untuk mencukupi kebutuhan Anda, istri, dan anak-anak. Saya sudah melihat sendiri, kegiatan mencari nafkah itu bukan hal yang mudah, bahkan cenderung sulit. Apalagi bagi para pengangguran. Namun hal seperti itu tidak terjadi pada seorang presiden atau kepala negara. Untuk menyediakan dana operasional pemerintahan negara, presiden tidak perlu sendirian pontang-panting mencari uang. Sudah ada banyak mekanisme untuk mendapat uang bagi jalannya roda pemerintahan. Misalnya dari pajak, income dari BUMN, pemasukan dari PNBP, retribusi, dan sebagainya. Semua itu sudah ada banyak orang yang mengerjakan, presiden cukup tenang-tenang saja.

2. Presiden tidak pernah sendirian memikirkan permasalahan yang ada.
Jika istri Anda sakit, dijamin Anda bakal kebingungan setengah mati. Mungkin Anda punya cukup uang untuk membiayai pengobatannya. Tapi siapa yang mengurus anak-anak jika istri jatuh sakit, sementara Anda harus tetap dengan kesibukan mencari nafkah. Siapa yang memasak, siapa yang mengurus sebagian besar pekerjaan di rumah? Operasional rumah tangga jadi kacau. Repot juga, kan. Sering kali Anda menjadi merasa sendirian menanggung beban itu. Kasihan. Tapi percayalah, operasional pemerintahan akan tetap berjalan meskipun ibu negara mendadak masuk angin, ada menteri yang sakit, ada gubernur yang kumat penyakit ayannya, atau tiba-tiba hutang negara meningkat tajam. Semua permasalahan yang timbul dalam pemerintahan dan bernegara sudah ada yang memikirkan dan menyelesaikan. Presiden cukup memberikan instruksi atau petunjuk jika memang diperlukan. Kalau tidak perlu, ya cukup duduk-duduk santai saja. Banyak sekali orang yang ditugaskan untuk membantu presiden.

Untuk diketahui, ini hanyalah sebuah tulisan ringan dan cenderung iseng. Tidak untuk tujuan yang bukan-bukan, apalagi bermuatan politis. Tidak usah terlalu serius difikirkan. Apapun jabatan dan tugas Anda, kerjakanlah dengan baik dan penuh rasa tanggungjawab. Setiap orang selalu punya peran penting dalam kehidupan ini.


Bagikan :


Posting Komentar


Copyright © 2013. Johan Suryantoro | Template by Full Blog Design | Proudly powered by Blogger
ZonaAero