Rabu, 14 Januari 2015




: Posted on Rabu, 14 Januari 2015 - 04.01 with No comments

Istilah sawah tadah hujan adalah untuk menyebutkan lahan sawah yang pengairannya mengandalkan pada air hujan. Tidak seperti sawah-sawah konvensional yang pengairan menggunakan bendungan irigasi, maka sawah tadah hujan hanya bisa berproduksi pada musim hujan. Jika sawah konvensional bisa panen padi bahkan sampai 3 setiap tahun, sawah tadah hujan hanya bisa panen satu kali per tahun. Itu pun kalau tidak ada kemarau panjang.

Sawah Tadah Hujan (Gambar 1). Johan Suryantoro
Sawah Tadah Hujan (Gambar 1).
Saya melihat sawah tadah hujan yang fotonya saya sertakan pada posting ini ketika mengunjungi rumah seorang warga kami untuk keperluan pendataan. Warga ini rumahnya terpencil di belakang kampung kami. Namanya pak Punto. Pak Punto tinggal di rumah itu bersama istri dan seorang anaknya. Sementara seorang anak yang lain yang sudah berkeluarga, namanya Legiman, juga tinggal disitu bersebalahan dengan rumah pak Punto.

Saya berkunjung ke tempat mereka pada hari Minggu, 11 Januari 2015 sore. Sebenarnya saya belum pernah berkunjung ke situ. Jalan menuju ke rumah mereka berupa jalan setapak yang kalau sedang atau setelah turun hujan pasti jalan itu jadi sulit dilalui kendaraan bermotor. Saya mengendarai sepeda motor saat itu dan untung saja kondisi jalan setapak itu dalam keadaan kering sehingga mudah bagi saya untuk bersepeda motor ria. Sempat bingung memilih arah karena bertemu beberapa persimpangan. Tapi alhamdulillah akhirnya sampai ke tujuan dengan sukses.

Sawah Tadah Hujan (Gambar 2). Johan Suryantoro
Sawah Tadah Hujan (Gambar 2).
Begitu sampai di tempat, saya terkejut dengan pemandangan hamparan sawah itu. Ada beberapa petak sawah yang menempati lahan seluas kurang lebih setengah hektare. Saya sempat tertegun beberapa saat, ternyata di kampung kami ada sawah. Seketika saya seperti merasa sedang berada di lingkungan pedesaan yang sebenarnya. Padahal kampung kami memang masih berupa desa yang masih dihampari lahan kebun yang didominasi oleh tanaman singkong. Tapi hamparan sawah yang saya lihat ini benar-benar sebuah pemandangan yang unik.

Karena sawah tanah hujan, maka lokasinya berada pada lahan yang lebih rendah dibanding tanah sekitarnya. Lahan sawah ini tepat berada di tempat rumah pak Punto dan Legiman. Dua rumah ini berada di tanah yang lebih tinggi. Suasanya terkesan sejuk dan menghijau. Terdengar juga suara aliran air dari bendungan kecil yang terbuat dari batang-batang kayu.

Sepertinya hamparan sawah tadah hujan ini merupakan aliran sungai kecil yang pada bagian sebelumnya dibendung oleh keluarga pak Punto. Jika melihat areal sawah seluas itu, saya membayangkan pasti membutuhkan kerja yang sangat keras untuk membangunnya dulu. Sebab hamparan tanah di sekitar aliran sungaki kecil itu harus digali dan diratakan dulu hingga ketinggiannya sama dengan permukaan sungai yang airnya telah dibendung. Dan dari halaman depan rumah mereka, saya pun dengan segera mengabadikan pemandangan yang cukup bagus hasil kerja keras keluarga pak Punto ini.


Bagikan :


Posting Komentar


Copyright © 2013. Johan Suryantoro | Template by Full Blog Design | Proudly powered by Blogger
ZonaAero