Sawah Tadah Hujan (Gambar 1). |
Saya berkunjung ke tempat mereka pada hari Minggu, 11 Januari 2015 sore. Sebenarnya saya belum pernah berkunjung ke situ. Jalan menuju ke rumah mereka berupa jalan setapak yang kalau sedang atau setelah turun hujan pasti jalan itu jadi sulit dilalui kendaraan bermotor. Saya mengendarai sepeda motor saat itu dan untung saja kondisi jalan setapak itu dalam keadaan kering sehingga mudah bagi saya untuk bersepeda motor ria. Sempat bingung memilih arah karena bertemu beberapa persimpangan. Tapi alhamdulillah akhirnya sampai ke tujuan dengan sukses.
Sawah Tadah Hujan (Gambar 2). |
Karena sawah tanah hujan, maka lokasinya berada pada lahan yang lebih rendah dibanding tanah sekitarnya. Lahan sawah ini tepat berada di tempat rumah pak Punto dan Legiman. Dua rumah ini berada di tanah yang lebih tinggi. Suasanya terkesan sejuk dan menghijau. Terdengar juga suara aliran air dari bendungan kecil yang terbuat dari batang-batang kayu.
Sepertinya hamparan sawah tadah hujan ini merupakan aliran sungai kecil yang pada bagian sebelumnya dibendung oleh keluarga pak Punto. Jika melihat areal sawah seluas itu, saya membayangkan pasti membutuhkan kerja yang sangat keras untuk membangunnya dulu. Sebab hamparan tanah di sekitar aliran sungaki kecil itu harus digali dan diratakan dulu hingga ketinggiannya sama dengan permukaan sungai yang airnya telah dibendung. Dan dari halaman depan rumah mereka, saya pun dengan segera mengabadikan pemandangan yang cukup bagus hasil kerja keras keluarga pak Punto ini.